BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1        Definisi

Dalam teori ekonomi ada dua masalah pokok yang sering terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi dimana keduanya saling berhubungan, tetapi antara keduanya tetap bisa dibedakan.

Selama ini kita selalu mengasumsikan bahwa konsumen, produsen, pekerja, dan sebagainya mempunyai informasi yang lengkap tentang pilihan-pilihan yang cocok buat mereka. Padahal dalam kenyataanya tidak demikian. Konsumen harus mencari harga yang paling rendah. Pekerja harus mencari informasi tentang pekerjaan alternatif. Semua persoalan tersebut membentuk suatu bidang studi yang disebut ekonomi informasi (economics of information), yang merupakan suatu komoditi yang hanya bisa diproleh mencari pekerjaan alternatif karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan.

Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat hal yang perlu kita ketahui yaitu adanya suatu keputusan yang bersifat pasti dan ada yang bersifat tidak pasti (certainty dan uncertainty). Penentuan certainty dan uncertainty sangat terkait dengan bagaimana suatu kemungkinan kejadian itu dapat diukur (probabilitas). Probabilitas diistilahkan sebagai pengukuran kuantitas berbagai kemungkinan kejadian yang tidak pasti.

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih sasaran. Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan ketrampilan dalam membuat keputusan. Pertumbuhan, kemakmuran atau atau kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai faktor yang terus berubah, ketidakpastian informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.

Frank Knight (1922), menggambarkan suatu hubungan antara risiko dengan ketidakpastian. Knight melukiskan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang berisiko jika kita dapat menentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian. Sementara itu, suatu keadaan dianggap mengandung ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat ditentukan. Knight menyimpulkan bahwa keputusan enterpreneurial dan laba termasuk teori ketidakpastian, bukan teori risiko.

Variabel random merupakan variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti, tetapi mempunyai distribusi probabilitas yang diketahui. Misalkan sebuah perusahaan tidak dapat meramalkan labanya tetapi dapat memperkirakan laba tersebut dalam probabilitas tertentu.

Jika variabel random X terdiri dari X1, X2, …, Xn dengan probabilitas P1, P2, …, Pn (bahwa P1 + P2 + …+ Pn = 1) kemudian nilai harapan (expected value) dari variabel random dituliskan dengan E(X) maka persamaannya dituliskan sebagai berikut :

E(x) = P1.X1 + P2.X2 + … + Pn.Xn

 

 

 

Dalam analisis ketidakpastian dapat menggunakan nilai harapan dan varian dari laba, harga, biaya, dan sebagainya. Biasanya perusahaan dapat menaikkan nilai laba harapan hanya dengan melakukan investasi yang berisiko lebih tinggi, yang berarti akan menaikkan varian dari labanya. Akan tetapi, investasi yang berisiko lebih tinggi tidak selalu menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat yang sama dengan risikonya. Hal ini dapat dilihat pada kurva laba tumbal (opportunity profit) perusahaan yang ditunjukkan oleh Gambar 3.1

 

 

1.1        Risiko

Risiko adalah kata atau kondisi yang hampir selalu dihadapi dalam hidup, tidak mungkin manusia hidup tanpa risiko, begitu juga dengan bisnis atau usaha.

Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan risiko adalah :

  • Ketidakpastian mengenai sesuatu.
  • Kejadian yang tidak diinginkan.
  • Sesuatu yang terjadi diluar tujuan semula.
  • Kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan.

Beberapa cara yang lazim dalam menghadapi risiko :

  • Menghindari risiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya resiko.
  • Mengurangi risiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan /probabilitas untuk terjadinya risiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat risiko yang mungkin terjadi.
  • Mengasuransikan risiko (shifting the risk into an insurance company) yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi ke perusahaan asuransi.

Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam menghadapi risiko dapat menentukan sikap terhadap risiko tersebut, yaitu :

  • Menghindar dari risiko (risk avers), perusahaan akan menghitung mana yang lebih besar antara risiko dan harapan keuntungan. Bila risiko ternyata lebih besar dari keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk averse akan menghindar dari usaha tersebut
  • Netral terhadap risiko (risk neutral) yaitu sikap rasional dalam menghadapi risiko, bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang bakal diperoleh dan juga peluang risiko mungkinjuga terjadi.
  • Senang bermain dengan risiko (risk seeker atau risk lover).

Berbagai sikap dalam risiko dapat dilihat pada Gambar 3.5 :

        

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1        Mengukur Risiko

Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas (Pi), variance (σ 2) /standar deviasi (σ). Probabilitas (Pi) adalah peluang timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1).

Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah:

  • Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi = 1
  • Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi = 0
  • Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 < Pi < 1

Biasanya akar dari varian disebut simpangan baku(standard deviation), yang digunakan untuk mengukur risiko.

2.1        Nilai Harapan (Expected Value) dan Risiko (Risk)

Dari sudut manajemen nilai harapan dan risiko berkaiatan dengan keputusan yangkandibuat sekarang untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang.

Nilai rata-rata yang diharapkan (Expected Value)

E(x) = ΣXi.Pi

Xi = even / kejadian

Pi = Probabilitas terjadinya Xi

E(x) dalam statistik diskriptif dikenal dengan rata-rata hitung probabilitas, dinotasikan Pi adalah besarnya peluang untuk terjadinya suatu kejadian dari beberapa alternatif kemungkinan.

2.2        Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 langkah, yaitu :

  1. Pembatasan Masalah

Menentukan dengan jelas batasan-batasan keputusan apa yang akan dibuat. Dimana mencakup penentuan alternatif-alternatif apa yang ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan: masalah apa yang dihadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen.

2.  Penentuan tujuan

Pada tahap ini ditanyakan: apa tujuan pengambil keputusan, bagaimana seharusnya si pengambil keputusan menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana jika si pengambil keputusan ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain? Di sektor swasta, hampir semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba, selisih antara TR dengan TC. Pencapaian laba maksimum merupakan tujuan alamiah dari sebuah perusahaan swasta.

3.  Pencarian Alternatif

Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan diajukan: apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian tujuan.

4.   Peramalan Dampak

Pada tahap ini mengamati: bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil. Tugas peramalan konsekuensi tergantung pada keadaan, bisa dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali. Peramalannya bisa dengan:

–          perhitungan aritmatis sederhana,

–          menggunakan model statistik atau ekonometrika,

–          menggunakan model deterministik jika keadaannya pasti,

–          model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang mengandung risiko atau ketidakpastian.

5.   Penentuan Pilihan

Setelah semua analisis selesai dilakukan, maka kemudian menentukan pilihan yang paling diinginkan. Jika semua variabel dalam proses peengambilan keputusan (misalnya tujuan dan hasilnya) bisa dikuantifikasikan, maka dapat menggunakan beberapa metoda tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal, yaitu:

–          analisis marjinal,

–          programasi linier,

–          pohon keputusan (decision trees),

–          analisis manfaat-biaya, dsb.

6.   Analisis Sensitivitas

Pada tahap akhir ini perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal, bagaimana pengaruh perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut. Analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.

Kegunaan dari analisis sensitivitas, yaitu:

1.)    memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi keputusan,

2.)    menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer, dan

3.)    menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan kepuutusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1        Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan ini, yaitu :

  1. Probabilitas (Pi) adalah peluang timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1).
  2. Perbedaan Risiko dan Ketidakpastian : Menurut Frank Knight (1922), risiko dapat menentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian. Sedangkan ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat ditentukan.
  3. Pemerintah lebih memilih mengekspor, misalnya seperti kentang supaya dapat dijadikan sebagai devisa negara. Namun demikian, dapat menyebabkan terjadi kenaikan hasil bumi yang oleh masyarakat, juga rendahnya keuntungan yang didapat oleh petani. Jadi dapat dikatakan bahwa pemerintah lebih memilih sikap yang senang akan risiko (risk seeker atau risk lover).

3.2        Saran

Dengan mempelajari risiko, ketidakpastian dan pengambilan keputusan ini, semoga dapat memberi pengetahuan bagi pembaca. Dimana dengan risiko, ketidakpastian dan pengambilan keputusan, seseorang atau manajemen dalam perusahaan dapat mengetahui risiko yang kemungkinan bisa terjadi dan bagaimana pengambilan keputusan dalam perusahaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

–   Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA

–   Ulum, Miftachul. 2011. Resiko, Ketidakpastian Dan Pengambilan Keputusan. http//:mutiarailmudrajat.blogspot.com [16 Oktober 2011]

–   Janiasbomi. 2010. Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision Making). http//:bomeey89.blogspot.com [16 Oktober 2011]